Minggu, 11 September 2016

Aku Anak Mama!

"Heyyyy!!! kamu anak mama ya? hahahahaha :D"

Biasaya ini bullian ketika jaman saya dari SD sampai SMA, bahkan ada teman saya yang dibulli sampai dia sudah menikah, tapi untung bukan saya yang dibulli ya... :D


Anak mama, julukan bagi anak yang masih gantung aja ke "emaknya", apa-apa mama dan selalu mama... Biasanya teman saya yang kena buli anak mama ini selalu sedih, dan gak mau main lagi... Iyalah, wong di ejek didepan umum, gimana gak malu? 

Bagi saya yang kini sudah menjadi mama-mama malah bangga kalau anak saya di ejek (bukan di ejek ya, tapi dikatain) begitu, bukan hanya saudara, kadang temanpun bilang begitu... Tapi yang namanya anak batita, ya cuek aja lah... namanya aja gak ngerti, malah sikecil ini tambah nempel sama mamanya (saya).

Anak saya, mulai bayi, bahkan baru lahir sudah sama saya (jelas, wong ibunya). Padahal baru melahirkan katanya para "orang tua" harus tidur pisah sama bayi... Saya gak mau lah, nanti kalau anak saya bangun gimana? kalau pipis atau pup atau minta susu pas saya gak dengar gara-gara keenakan tidur gimana? Jadi cibiran kan kalau sudah gak nurut kata-kata para orang tua. Mereka hanya takut kalau nanti ibunya gak sembuh pasca melahirkan, karena waktu itu saya mendapat 22 jahitan hehehehe :D Intinya saya tetap tak mau jauh dari si kecil yang menggemaskan ini. Memang sudah jadi komitmen kita ya, kalau anak kami nanti harus selalu bersama orang tuanya.

Setelah usia 7 bulan anak saya sempat saya titipkan ke tetangga, maklum saya pengen kerja tak enak sama ortu dan saudara ketika saya jadi pengangguran yang cuma ngasuh anak saya sendiri, gelar saya juga sarjana masa cuma nimang anak aja dirumah (pikiran saya dulu). Awal Juni masukkan lamaran, akhir Juni saya dipanggil dan Bulan Juli saya mulai bekerja. Tak apalah, dekat aja dengan rumah, istirahat juga bisa pulang dan menyusui si kecil. Kegiatan ini saya lakukan sampai 1,5 tahun lamanya. Tapi si kecil tetap aja "gandol" sama saya... dan gak pernah mau sama pengasuhnya ketika melihat saya menjemput atau mengantar paksa dia. Dia selalu menangis ketika saya antar, dan selalu menunggu ketika tahu waktu dijemput (sedih saya).

Pernah waktu hari minggu ketika ada pekerjaan tambahan yang mengharuskan saya pergi kekantor, si kecil saya berikan ke neneknya, tapi dia malah nangis sejadi-jadinya dan memeluk saya erat. Padahal segala cara ibu saya lakukan buat ambil si kecil dari saya, tapi tak berhasil. Akhirnya dia saya ajak juga bekerja (untung bos saya ngerti :D). Saya sampai heran sama si kecil ini, kenapa gak bisa ditinggal cuma sebentar saja... padahal anak-anak kecil lainnya selalu enjoy dengan nenek atau kakek mereka.

Sampai sekarang saat usianya hampir 3 tahun ini, selalu saja menyelidiki kalau saya tetap didapur atau melangkahkan kaki keluar dari dapur dia mesti bertanya "mama, dimana ma?" padahal dia asyik nonton tv, tapi selalu tahu suara kaki saya melangkah :). 

Dan ini yang membuat saya bangga sekali, ketika ada pertemuan keluarga, si kecil selalu duduk dipangkuan saya, tak mau pindah sedikitpun padahal saya sudah memaksa dia untuk duduk sendiri "dek, duduk sendiri ya? disamping mama sini" dia cuma geleng-geleng "kaki mama sakit dek, adek sudah besar, mama gak kuat, duduk sendiri di depan mama dech" geleng-geleng lagi, dan malah PW. "Eh, sama ayah sana, ayah makan kacang (kesukaan dia)" mana ma? Alhamdulillah mau nurut :D gak lama saat jam istirahat, saya ikut membantu mengeluarkan makanan dan kebetulan si kecil tahu, akhirnya enak-enak makan kacang sama ayahnya, dia langsung menghampiri saya "mau kemana ma?" saudara saya yang lain malah berkata "sini le, mamanya masih ngeluarkan nasi, kamu disini aja" dengan cemberut dan mau nangis anak saya bilang "sama mama aja" dan akhirnya dia ikut dibelakang saya keluar masuk bawa makanan. Setelah selesai kita duduk bersama lagi sambil menikmati makanan yang sudah dikeluarkan, tak sengaja kami duduk diantara para nenek yang memangku cucunya. Tiba-tiba ada saudara yang nyeletuk "le, kamu diam disini ya sama nenek, mamamu mau naruh piring" dan jawaban anak saya tetap "sama mama aja" mungkin saudara saya gemes dan mencubit pipinya, dan karena saya tahu itu tiba-tiba keluar dech dari mulut saya "Lek (panggilan untuk bibi/paman), ini anak mama, bukan anak uti, tante atau orang" dan para saudara yang lain langsung diam memandang saya dan mendekap cucu mereka. "Ups, saya lupa kalau ternyata ada diantara nenek-nenek yang bersama cucunya dan mama mereka??? (saya tak mau melihatnya)"

Memang ada rasa bangga ketika si kecil ini selalu menempel pada mamanya, tapi yang selalu saya pikirkan, "Apakah saat besar nanti dia akan selalu begini?" Kalau harapan kita sebagai orang tuanya, sangat ingin sekali waktu mereka besar nanti tetap mejadi anak mama ayah, kita ingin mereka tidak menganggap kita hanya sebagai orang tua yang selalu dihormati, tapi juga sebagai teman untuk bermain, sahabat sebagai tempat mereka berkeluh kesah.

Selalu sehat dan bahagia untuk cinta kita "Zhian"


EmoticonEmoticon